NIAT BAIK

JUJUR

AMANAH

IKHLAS

Kamis, 08 Maret 2012

Teori Change Management

Change Management (CM) atau yang kemudian sering disebut sebagai
manajemen perubahan1 merupakan pendekatan baru yang dikembangkan dan
populer dalam menyelesaikan permasalahan pada setiap tatanan. Manajemen
perubahan, sesuai dengan namanya digunakan untuk melakukan perubahan atau
untuk menghadapi perubahan. Perubahan perlu dilakukan karena situasi dan
kondisi berubah, tuntutan, dan bahkan perkembangan pada tataran praktispun
mengharuskannya. Manajemen Perubahan tidak hanya perlu diterapkan pada
perubahan yang sifatnya relatif dapat diprediksi (predictable), tetapi CM juga
relevan untuk menghadapi perubahan drastis yang disebabkan oleh hal-hal yang
tidak dapat diprediksikan jauh sebelumnya (unpredictable). Contoh penyebab
1 Perubahan bisa bermakna melakukan hal-hal dengan cara baru, mengikuti jalur baru,
mengadopsi teknolohi baru, memasang dan menggunakansistem baru, mengikuti prosedurprosedur
manajemen baru, menggabungkan, melakukan reorganisasi, atau terjadinya
peristiwa yang berisfat mengganggu (disruptive) yang sangat signifikan (Jeff Davidson, Change
Management – Terjemahan (Jakarta, Prenada, 2005) halaman 3.


perubahan itu adalah bencana alam (seperti gempa, angin kencang, banjir,
kelaparan, dan sebagainya), dan masih banyak lagi.
Berdasarkan pemikiran inilah maka Change Management cocok dalam
penataan kembali tata kelola pulau-pulau kecil terluar, karena perlu adanya
perubahan pengelolaan dan cara pandang dalam menghadirkan kondisi yang
lebih baik di wilayah perbatasan Indonesia tersebut.
Perspektif teori, menyebutkan bahwa perubahan dapat dibedakan
dengan cara lain. Rhenald Kasali mengutip pendapat R.L. Daft (2004) membagi
perubahan menjadi dua: (a) Perubahan strategis. Perubahan ini mencakup
transformasi dan perubahan visi, sistem kerja, sampai restrukturisasi; (b)
Perubahan operasional. Ini adalah perubahan yang harus terus menerus
dilakukan untuk menjaga keseimbangan organisasi. Pembenahan bagian atau
unit-unit di dalam sistem menjadi bagian dari perubahan ini. Manajemen
perubahan tidak hanya berguna untuk meraih keberhasilan di masa depan,
tetapi juga diperlukan sebagai solusi atau terapi atas permasalahan yang sedang
dihadapi saat ini.
Dari beberapa sumber referensi sehingga dapat disimpulkan bahwa
manajemen perubahan merupakan sebuah proses penyejajaran (alignment)
berkelanjutan sebuah sistem dengan situasional dan melakukanya lebih tanggap
dan efektif dari pada para peasingnya. Dimana Manajemen Perubahan
merupakan upaya yang dilakukan untuk mengelola akibat-akibat yang
ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam sistem. Perubahan dapat terjadi
karena sebab-sebab yang berasal dari dalam maupun dari luar sistem tersebut.
Manajemen perubahan berasal dari teori organisasi sehingga beberapa
literatur banyak yang merujuk pada pendekatan yang dikembangkan pada teori
tersebut, akan tetapi walaupun pendekatan ini berkembangan dari teori
organisasi tetap saja sebagai sebuah pendekatan dia memiliki kesamaan
karakteristik dalam sebuah sistem. Ada beberapa teori yang mendasari change
management, teori tersebut sebagai berikut:


a) W. Edwards Deming, Ph.D (1900-1993) mengemukakan bahwa kualitas
bukanlah sesuatu yang perlu didifinisikan dalam pengertian kongkrit dan
kualitas hanya dapat didifinisikan oleh pelanggan serta mengusulkan agar
para manajer secara agresif menciptakan dan memimpin perubahanperubahan
sercara alamiah.

b) Joseph Juran (1979) mengemukakan bahwa peralihan keseimbangan di
antara upaya dan waktu yang difokuskan untuk mengembangkan ciri-ciri
khusus sebuah produk versus upaya untuk menghilangkan seluruh
kekurangan dari sebuah produk. Permulaan perubahan yang alamiah yang
merupakan sebuah elemen tak terpisahkan dari manajemen kualitas total.

c) Philip B. Crosby (Quality is free, 1979, Quality without Tears, 1984 dan
Leading, 1999) mengemukakan kualitas sebagai sebuah keselarasan
terhadap persyaratan dan kualitas bisa ada atau tidak, tiada tingkatantingkatan
langsungnya. Para manajer harus mengukur kualitas dengan
secara rutin menghitung biaya akibat terciptanya kesalahan-kesalahan. Ia
menekankan penghapusan perubahan-perubahan yang merusak lewat
pencegahan kesalahan-kesalahan yang membawa pada perubahanperubahan
tersebut.

d) Kurt Lewin (1890-1947) yang merupakan psikolog yang mempelajari perilaku
kelompok-kelompok sosial dan terkenal sebagai Pendiri psikologi Sosial
Modern. Lewin berpendapat bahwa seluruh data atau informasi di dunia
tidaklah bermanfaat kecuali diterjemahkan menjadi tindakan yang tepat,
yang merupakan apa yang perlu dilakukan para manajer perubahan. Ia
mengembangkan analisis medan gaya sebagai sebuah alat bagi perubahan
lewat pencegahan yang digunakan untuk menentukan kekuatan-kekuatan
mana yang mendorong atau menahan sebuah perubahan tertentu.

e) Robert Blake, Ph.D dan Jene Mouton, telah menciptakan sebuah model
untuk menggambarkan gaya-gaya kepemimpinan lewat pembuatan grafik
watak-watak manajerial pada sebuah kisi. Kisi manajerial Blake and Mouton

menunjukkan kepada para Manajer perubahan jenis-jenis pemimpin apa
sebenarnya mereka, sebagai kebalikan dari jenis-jenis pemimpin yang
mereka sangkakan atas diri mereka.
Setelah merujuk pada pandangan dan teori yang dikemukan para ahli
maka setidaknya ada empat model pendekatan yang umum dilakukan dalam
manajemen perubahan. Keempat model tersebut telah dipraktikan dalam
sejarahnya, yang harus disadari bahwa perubahan perlu mencakup mind-setting
sehingga tidak sekedar basa basi atau formalitas. Empat pendekatan tersebut
adalah (a) pendekatan rasional-empiris, (b) pendekatan normatif-reedukatif, (c)
pendekatan kekuasaan-koersif, dan (d) pendekatan lingkungan-adaptif. Namun,
pada penulisan ini lebih cocok untuk didekati dengan pendekatan keempat yaitu
lingkungan-adaptif.
Pendekatan lingkungan-adaptif dipilih karena didasarkan pada hipotesa
bahwa setiap orang mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri atau
beradaptasi dengan lingkungan atau situasi terbaru sekalipun. Ekstrimnya, jika
lingkungan baru telah berubah sama sekali, maka orang mau tidak mau harus
menyesuaikan diri agar tetap survive (bertahan). Sehingga manajemen
perubahan melakukan fungsi menyusun semacam strusktur operasi baru dan
secara bertahap menggeser pada target perubahan dari struktur lama ke struktur
baru yang memberikan nilai kemanfaatan.www.tnial.mil.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar